Selasa, 14 Mei 2024 – Pelatihan mitigasi bencana gempa bumi bagi anak sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengurangi risiko dan dampak bencana. Melalui pelatihan ini, anak-anak diajarkan langkah-langkah yang harus diambil sebelum, saat, dan setelah gempa bumi, seperti cara berlindung di bawah meja, menjauh dari jendela, dan mengikuti jalur evakuasi yang aman. Selain itu, pelatihan ini juga meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya keselamatan dan kesiapsiagaan bencana, sehingga mereka dapat bereaksi dengan cepat dan efektif ketika gempa bumi terjadi. Dengan membekali anak-anak dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, pelatihan mitigasi bencana membantu menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi bencana, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko cedera dan kematian, serta meminimalkan kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi.

Himpunan Mahasiswa Departemen Geografi “VOLCANO” berkolaborasi dengan BPBD Kota Malang untuk mengadakan kegiatan sosialisasi dan simulasi bencana gempa bumi sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat. Kegiatan ini mengusung tema “Tantangan Masa Depan: Membangun Pondasi dalam Menghadapi Ancaman Gempa Bumi di Era Lingkungan yang Rapuh”.

Kegiatan ini melibatkan siswa dari kelas 4 hingga kelas 6 di SDN DINOYO 2, yang berlokasi di wilayah Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Sebanyak 252 siswa dan 35 guru ikut serta dalam kegiatan ini, yang mendapat dukungan penuh dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang. Lima perwakilan dari BPBD Kota Malang hadir untuk memberikan bimbingan dan memastikan kegiatan berlangsung dengan lancar.

Memberikan edukasi tentang bencana kepada anak-anak sejak usia dini sangatlah krusial, karena ini merupakan langkah prioritas dalam upaya mengurangi risiko bencana dari awal. Tahun ini, program Manajemen dan Aksi Tanggap Bencana memilih sekolah sebagai target utama dengan tujuan membentuk sekolah siaga bencana. Sekolah dinilai sebagai media yang sangat efektif dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa terkait penanggulangan bencana.

Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDG 11 yaitu Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, di mana sekolah dipilih sebagai target utama untuk membentuk sekolah siaga bencana. Dengan membekali anak-anak dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, program ini berupaya menciptakan komunitas sekolah yang lebih tangguh dalam menghadapi ancaman gempa bumi. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan dinilai sangat efektif dalam menyampaikan pengetahuan terkait penanggulangan bencana, sehingga seluruh warga sekolah, baik siswa maupun guru, dapat bertindak cepat dan efektif saat bencana terjadi.

Materi yang diberikan mencakup sosialisasi dan simulasi teknik evakuasi mandiri saat gempa bumi. Para siswa diajarkan untuk melindungi kepala mereka, berlindung di bawah meja, dan berlari menuju tempat terbuka untuk menyelamatkan diri. Selain itu, siswa juga dikenalkan dengan tanda-tanda jalur evakuasi dan lokasi titik kumpul yang telah dipasang di sekitar sekolah. Poster-poster yang berisi informasi mengenai tanda-tanda gempa bumi dan tindakan yang harus dilakukan saat gempa terjadi, baik di dalam maupun di luar ruangan, telah dipajang di depan setiap kelas.

Anak-anak usia dini merupakan kelompok yang paling rentan terkena dampak bencana, sehingga edukasi mengenai bencana menjadi sangat penting sebagai pengenalan awal terhadap mitigasi bencana. Melalui sosialisasi dan simulasi kebencanaan, diharapkan para peserta didik yang ikut serta dapat memperluas pengetahuan mereka tentang bencana, terutama gempa bumi, serta selalu siap menghadapi situasi darurat dan mengetahui tindakan yang tepat saat bencana terjadi. kegiatan ini juga bertujuan untuk mengedukasi para pendidik. Dengan demikian, tidak hanya siswa yang menjadi lebih siap, tetapi para guru juga dapat memberikan panduan yang tepat saat terjadi bencana.

Setelah mengikuti pelatihan mitigasi bencana gempa bumi, para siswa diharapkan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena gempa bumi, termasuk mekanisme terjadinya, penyebab, serta dampak yang ditimbulkan. Mereka akan mampu mengenali tanda-tanda awal gempa, seperti getaran tanah atau suara gemuruh, dan memahami betapa pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat ini. Pengetahuan ini akan membantu mereka untuk tidak panik, bertindak cepat, dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi diri dan orang lain di sekitarnya saat gempa terjadi. Dengan demikian, kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi bencana akan meningkat, mengurangi risiko cedera atau kerugian yang lebih besar.