Departemen Geografi – Universitas Negeri Malang menggelar acara Kuliah Tamu Internasional bertajuk “Applied Earth Observation for Natural Hazards Monitoring: Current State, Prospect, and Challenges” pada tanggal 25 Juni 2024. Acara ini dipelopori oleh Departemen Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang dan menghadirkan narasumber ahli dalam bidang observasi bumi dan pemantauan bahaya alam, Muhammad Aufaristama dari Department of Applied Earth Sciences (AES), ITC, University of Twente, Belanda.

Dalam kuliah tamu ini, Muhammad Aufaristama menyampaikan materi tentang pemantauan gunung berapi menggunakan teknologi penginderaan jauh. Ia menjelaskan bagaimana teknologi ini dapat digunakan dalam berbagai tahap aktivitas gunung berapi, mulai dari pra-erupsi, saat erupsi, hingga pasca-erupsi. Beberapa jenis data penginderaan jauh yang dibahas meliputi SAR (Synthetic Aperture Radar), thermal, optik, dan gas atmosfer (SO2).

Aufaristama menyoroti pentingnya pengetahuan berbasis integrasi untuk interpretasi data penginderaan jauh. Menurutnya, teknologi ini memiliki keunggulan dalam pemantauan waktu nyata dan pemrosesan data yang lebih cepat menggunakan platform seperti Google Earth Engine. Ini memungkinkan pemantauan aktivitas gunung berapi secara lebih efektif dan efisien, memberikan kontribusi besar bagi mitigasi bahaya alam.

Pembahasan Konten dan Hubungan dengan SDGs

SDGs 11 (Sustainable Cities and Communities): Pemantauan gunung berapi secara real-time sangat penting untuk mengurangi risiko bencana di daerah perkotaan dan pemukiman sekitar. Dengan teknologi penginderaan jauh, informasi yang cepat dan akurat dapat disediakan untuk mendukung evakuasi dan perlindungan masyarakat, sehingga membantu menciptakan kota dan komunitas yang lebih aman dan tangguh.

SDGs 14 (Life Below Water): Penginderaan jauh juga digunakan untuk memantau aktivitas vulkanik bawah laut yang dapat mempengaruhi ekosistem laut. Data mengenai erupsi bawah laut dan pelepasan gas berbahaya ke dalam laut dapat membantu dalam upaya pelestarian kehidupan bawah laut serta mitigasi dampak negatif terhadap ekosistem laut.

SDGs 15 (Life on Land): Pemantauan aktivitas vulkanik juga berdampak langsung pada ekosistem darat. Dengan memantau dan memahami pola erupsi dan aliran lava, dapat dilakukan upaya konservasi yang lebih baik untuk melindungi flora dan fauna di sekitar gunung berapi, serta rehabilitasi lahan pasca-erupsi.

SDGs 16 (Peace, Justice, and Strong Institutions): Penggunaan teknologi canggih dalam pemantauan bahaya alam mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan kebijakan publik. Kolaborasi internasional dan penyebaran informasi yang tepat waktu membantu membangun institusi yang kuat dan adil, serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah dan lembaga terkait.

SDGs 4 (Quality Education): Acara ini juga mendukung tujuan pendidikan berkualitas dengan memberikan wawasan baru kepada mahasiswa dan akademisi tentang aplikasi teknologi canggih dalam ilmu bumi. Pengalaman belajar dari ahli internasional memotivasi penelitian lebih lanjut dan peningkatan kapasitas akademik di bidang observasi bumi dan mitigasi bencana.

Dalam sesi tanya jawab, para peserta yang terdiri dari mahasiswa dan akademisi aktif berdiskusi tentang berbagai tantangan dan prospek ke depan dalam penerapan penginderaan jauh untuk pemantauan bahaya alam. Acara ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan memotivasi penelitian lebih lanjut di bidang observasi bumi dan pengelolaan risiko bencana alam.

Kuliah tamu ini merupakan bagian dari program Kampus Merdeka yang mendukung pengembangan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di tingkat internasional. Dengan menghadirkan pakar dari luar negeri, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh perspektif global dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin kompleks.

Acara ini ditutup dengan pemberian sertifikat kepada narasumber dan foto bersama. Ke depannya, Universitas Negeri Malang berencana untuk terus mengadakan acara serupa guna memperkaya pengetahuan dan pengalaman akademik mahasiswa serta menjalin kolaborasi internasional yang lebih erat.

Informasi Tambahan:

  • Lokasi: Zoom dan Departemen Geografi – Universitas Negeri Malang
  • Session Ke-2: 25 Juni 2024
  • Pelaksana: Departemen Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang
  • Narasumber: Muhammad Aufaristama, Department of Applied Earth Sciences (AES), ITC, University of Twente, Belanda